Karenina Kelana's
Pertemuan pertama kita
terekam jelas di otakku. Aku sering memainkan adegan itu dalam gerak lambat.
Mengingat, mereka, dan merasakan setiap helai gerakanmu. Ingatkah kamu, waktu
itu kita bertemu? Kamu ada di sana. Aku ada di sana. Dalam satu ruang yang
tidak saling mengenal satu sama lain.
Kini, aku hanya ingin
menghentikan waktu, dan mempigurakan senyummu yang selalu mampu membuatku
tenang. Walau dalam badai, meski dalam tangis, dan senja merah yang manis.
Mungkin kita adalah dua
sisi koin yang ditakdirkan berpasangan. Mungkin di saat seperti ini, kita baru
paham seperti apa bentuk rindu yang menelusup pelan. Kala diam. Kala hening.
Kala malam.
Jika rasa ini memang nyata,
maka ajari aku, tetap melaju tapi tak terjebak waktu. Tetap berpusar tanpa
harus terlempar. Tetap mengalir tanpa harus berpikir.
Kamu. Ketika rumus fisika
majal, matematika menemui ajal, kimia tak lagi berguna, dan biologi hanya kata
tanpa arti. Kamu, ketika cinta menjelma menjadi satu definisi. Pasti.
Arsip Blog
- Juni (8)
- Mei (4)
- April (4)
- Januari (3)
- Desember (1)
- November (1)
- Oktober (1)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (1)
- Desember (1)
- November (1)
- Oktober (2)
- September (2)
- Maret (1)
- November (3)
- Oktober (1)
- September (1)
- Juli (1)
- April (1)
- Januari (2)
- Desember (1)
- November (1)
- Oktober (1)
- September (1)
- Agustus (2)
- April (2)
- Februari (1)
Sabtu, 21 April 2012
Sabtu, 14 April 2012
Karenina Kelana's
Pulang
Aku selalu percaya, tujuan kita hidup di dunia tak sekedar bernapas, makan, bersekolah, mengerjakan pe-er, dan hal semacamnya.
Aku percaya, hidup adalah perjalanan untuk mencari jati diri. Kita hidup
untuk menemukan siapa kita sebenarnya. Ada yang menemukan jati dirinya
dengan mudah, ada yang menemukan jati dirinya dengan serangkaian
kejadian dan peristiwa pahit.
Aku berkaca pada hidup yang terkadang lucu. Pada orang yang aku kagumi.
Pada orang-orang yang aku sayang. Kita, manusia, sedang berpetualang
mencari jati diri. Mencari jalan untuk menembus waktu dan menyatukan
keping-keping masa lalu.
Hidup adalah perjalanan mencari jati diri. Lebih dari itu, hidup adalah
perjalanan untuk mencari jalan pulang. Ke sebuah rumah yang hangat. Yang
di dalamnya berisi tawa dan peluk hangat dari orang-orang yang kita
sayang.
Sebuah rumah yang membuat kita tak ingin pergi lagi, karena kehadiran
mereka membuat kita menjadi manusia yang lebih baik, manusia yang lebih
hidup, manusia yang penuh cinta.
Langganan:
Postingan (Atom)